BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia
dan masyarakat merupakan objek kajian yang selalu menarik dan
berkembang. Interaksi antar manusia kadang menimbulkan permasalahan yang
harus diselesaikan. Pada tataran yang lebih luas, masyarakat
beranggotakan manusia dari berbagai suku, agama, warna kulit, dan
sebagainya. Semua ini dipelajari dalam IPS. Namun demikian apa ciri
interaksi manusia dalam masyarakat yang dikategorikan dalam IPS sebagai
ilmu sosial dan sebagai kajian sosial perlu dipahami.
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial.
3. Indikator
Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa-mahasiswi dapat:
1. menjelaskan IPS sebagai ilmu-ilmu sosial,
2. menjelaskan IPS sebagai kajian sosial, dan
3. menganalisis persamaan dan perbedaan IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Science)
Sebelum
kita mempelajari IPS sebagai ilmu sosial (social science), kami para
penulis jelaskan terlebih dahulu pengertian tentang IPS dan ilmu sosial
(social science).
1. Pengertian IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial )
Istilah ilmu pengetahuan sosial
sebagaimana dirancang dalam draf kurikulum 2004 memang membingungkan
untuk dicarikan definisinya, karena dalam berbagai literatur, baik yang
ditulis oleh ahli dari luar maupun dalam negeri, kita hanya mempunyai
istilah ilmu pengetahuan sosial yang merupakan terjemahan dari social studies. Sedangkan
nama IPS dalam dunia pendidikan dasar di negara kita muncul bersamaan
dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMU tahun 1975.[1]
Dilihat
dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi “baru”,
karena cara pandangnya bersifat terpadu. Hal tersebut mengandung arti
bahwa IPS bagi pendidikan dasar dan menengah merupakan hasil perpaduan
dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum,
sejarah, antropologi, psikologi, dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan
mata pelajaran tersebut memiliki objek material kajian yang sama yaitu manusia.[2]
Bagi sekelompok kecil ahli pendidikan di Indonesia, sebenarnya telah
memakai istilah IPS dalam pertemuan-pertemuan ilmiah, jauh sebelum
diberlakukannya kurikulum 1975. Nama-nama yang dipergunakan dalam
kesempatan ini bermacam-macam, antara lain ada yang memakai istilah
Studi Sosial yang dekat dengan istilah aslinya, ada pula yang
menyebutnya dengan Ilmu-Ilmu Sosial dan ada pula yang menamakannya Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Namun sejak tahun 1976 nama IPS telah menjadi
nama baku. Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan
Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah Komite yaitu “Committee of Social Studies” yang
didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari lembaga itu adalah sebagai wadah
himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di
tingkat Sekolah Dasar dan Menengah, dan ahliahli Ilmu-ilmu Sosial yang
mempunyai minat sama. Nama Komite itulah yang kemudian dipergunakan
sebagai nama kurikulum yang mereka hasilkan. Meskipun demikian nama “Social Studies” menjadi makin terkenal pada tahun 1960-an, ketika pemerintah mulai memberikan dana untuk mengembangkan kurikulum tersebut.[3]
Pada waktu Indonesia memperkenalkan konsep IPS, pengertian dan tujuannya tidaklah persis sama dengan Social Studies yang
ada di Amerika Serikat. Mengapa demikian? Karena kondisi masyarakat
Indonesia memang berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat. Ini
mengisyaratkan adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu. Sebenarnya
keadaan ini sangat baik, karena setiap ide yang datang dari luar kita
terima kalau memang sesuai dengan kondisi masyarakat kita.[4]
Mulyono Tj. memberi batasan IPS bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary approach)(antar
cabang ilmu pengetahuan) dari pelajaran Ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik, dan sebagainya. [5]
IPS
merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi,
dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama,
oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). [6]
Dengan
demikian jelas bahwa IPS adalah fusi dari disiplin ilmu-ilmu sosial.
Pengertian fusi di sini berarti bahwa IPS merupakan suatu bidang studi
utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.
Artinya, bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran
geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin
tersebut diajarkan secara terpadu. Dalam kepustakaan kurikulum
pendekatan terpadu tersebut dinamakan pendekatan “broadfield”. Dengan pendekatan tersebut batas disiplin ilmu menjadi lebur, artinya terjadi sintesis antara beberapa disiplin ilmu.
Dengan demikian sebenarnya IPS berinduk kepada ilmu-ilmu sosial, dengan
pengertian bahwa teori, konsep, prinsip yang diterapkan pada IPS adalah
teori, konsep dan prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial.
Ilmu sosial dengan bidang keilmuannya dipergunakan untuk melakukan
pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang dilaksanakan pada pengajaran IPS.
2. Pengertian Ilmu Sosial (Social Science)
Dari
sisi bahasa, ilmu sosial berasal dari bahasa Inggris social science.
Kata social berarti sosial sedang kata science bermakana ilmu. Dengan
demikian, secara literal social science mempunyai makna ilmu sosial.
Dari sisi istilah, sampai saat ini belum terdapat kesatuan pendapat dan
rumusan yang jelas di antara para ahli berkenaan dengan batasan atau
pengertian social science (ilmu-ilmu sosial).
Achmad Sanusi memberikan
batasan tentang ilmu Sosial sebagai berikut “Ilmu sosial terdiri dari
disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan
biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan
makin ilmiah”.[7] Sedangkan menurut Gross ilmu
sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai
makhluk sosial secara ilmiah serta memusatkan pada manusia sebagai
anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.[8]
Selanjutnya Nursid Sumaatnadja ,menyatakan
bahwa ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku
kelompok. Oleh karena itu ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
[9]
Ada
bermacam-macam aspek tingkah laku manusia dalam masyarakat, seperti
aspek ekonomi, sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial. Studi khusus
tentang aspek-aspek tingkah laku manusia inilah yang menghasilkan ilmu
sosial, seperti ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi, sosiologi,
dan antropologi. Jadi setiap bidang keilmuan itu mempelajari salah satu
aspek tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat. Ekonomi
mempelajari aspek kebutuhan materi, antropologi mempelajari aspek
budaya, sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial, psikologi
mempelajari aspek kejiwaan, demikian pula bidang keilmuan yang lain.
Sedangkan yang menjadi obyek materialnya adalah sama, yaitu manusia
sebagai anggota masyarakat.[10]
Sebagai panduan memahami masalah tersebut, di sini dikemukakan beberapa batasan atau pengertian social science.
• The
social science is the study of the group life of man. The social
scientist is interested in all the form which human relationships take
in organized groups.
• The
social sciences are these subjects that relate to the origin,
organization and development of human society, especially, to man and
his association with other man.
v Social sciences:
1. the
branch of knowledge that deal with human society or its characteristic
elements, as family, state, or race, and with the relation and well
being as a member of an organized community.
2. one of a group of sciences dealing with special phases of human society, such as economics, sociology, and politics.
3. a
term some times applied to the scholarly matrials concern with the
detailed, systematic, and logical study human being, and their
interrelation.
Dari
batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu sosial
adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat,
problem-problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Senada dengam kesimpulan
tersebut, Mukmina (2008 : 7) mendefinisikan ilmu sosial sebagai
ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah laku manusia dalam konteks
sosialnya. Termasuk dalam ilmu sosial adalah geografi, ekonomi, sejarah,
sosiologi, antropologi, psikolog, dan ilmu politik, yang pada umumnya
merupakan hasil kebudayaan manusia.[11]
3. Pengertian IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Sciences)
Terdapat banyak pengertian IPS yang diberikan oleh para ahli. Diantara pendapat tersebut diuraikan berikut.
v Menurut
Nasution (1975), IPS adalah bidang studi yang merupakan fusi atau
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari
ilmu sosial.
v Kurikulum 1975 mendefinisikan IPS sebagai bidang studi merupakan panduan atau fusi dari sejumlah mata pelajaran sosial.
v IPS
adalah bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah dan
membahas hal hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human
relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh
pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk terpadu dari berbagai
ilmu sosial yang telah terpilih, dan disederhanakan sesuai dengan
kepentingan sekolah-sekolah. (Pedoman IPS-IKIP Surabaya)[12]
v Tjokrodikarjo
(1982) mendefinisikan IPS sebagai perwujudan dari suatu pendekatan
interdisiplin dari ilmu-ilmu sosial. Ia merupakan integrasi berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya,
psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia.
IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksional dengan materi
sederhana, menarik, mudah dimengerti dan dipelajari.[13]
Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa IPS adalah
pelajaran atau bidang studi yang merupakan fusi (paduan) dan integrasi
ilmu. Ilmu sosial yang dikemas dengan materi yang sederhana, menarik,
mudah dimengerti dan dipelajari untuk tujuan instruksional di sekolah.
Latar
belakang dimasukkannya IPS pada kurikulum sekolah di Indonesia (SD/ MI,
SMP, dan SMU) berbeda dari hal serupa di Inggris dan Amerika.
Perkembangan sekolah di Indonesia terjadi akibat penyelenggaraan sekolah
formal selama masa penjajahan. Oleh karenanya, materi pelajaran di
sekolah kebanyakan merupakan kelanjutan dari kurikulum pendidikan
warisan Belanda dan Jepang.[14]
Alasan Mempelajari IPS
Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satu-satunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, dan membaca koran. Pengenalan siswa melalui wahana luar sekolah mungkin masih bersifat umum, terpencar-pencar, dan samar-samar. Oleh karena itu agar pengenalan tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan atau informasi yang masih umum dan samar-samar tersebut perlu disistematisasikan. Dengan demikian sekolah mempunyai peran dan kedudukan yang penting karena apa yang telah diperoleh di luar sekolah dikembangkan dan diintegrasikan menjadi sesuatu yang lebih bermakna di sekolah sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan siswa. [15]
Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi
mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut.
Melaluipengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan
tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan bahwa mereka kelak mampu
bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi.[16]
Perlu
disadari bahwa dunia sekarang telah mengalami perubahan-perubahan yang
sangat cepat di segala bidang. Kemajuan teknologi dan informasi telah
mengenalkan kita pada realitas lain dari sekedar realitas fisik seperti
yang sebelumnya kita rasakan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, transportasi, dan komunikasi hubungan antarnegara tetangga
menjadi lebih luas, karena dunia seakan-akan menjadi tetangga dekat.
Dengan demikian seolah-olah dunia “dipindahkan” ke ruang di dalam rumah
sendiri. Dalam hal ini IPS berperan sebagai pendorong untuk saling
pengertian dan persaudaraan antara umat manusia. Selain itu juga IPS
memusatkan perhatiannya pada hubungan antar manusia dan pemahaman
sosial. Dengan demikian IPS dapat membangkitkan kesadaran bahwa kita
akan berhadapan dengan kehidupan yang penuh tantangan. Dengan kata lain,
IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup dan kehidupan sosial.
Preston
memberikan sejumlah alasan mengapa IPS perlu diberikan sejak tingkat
pendidikan dasar. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyakmasalah
sosial yang luas, kompleks dan sulit yang memerlukan pemecahan.
Anak-anak perlu menyadari bahwa mereka hidup dalam keadaan sulit yang
tidak mungkin dapat segera diatasi. Untuk itu, cara-cara yang rasional
diperlukan sebagai wahana pemecahannya. IPS memberikan berbagai
informasi, ide-ide dan metode untuk menyelidikinya, yang dapat
memberikan kepuasan, kehidupan intelektual dan meletakkan dasar
toleransi bagi kehidupan antar-kelompok.
Jadi alasan mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut.
1. Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki menjadi lebih bermakna.
2. Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
3. Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia.[17]
Berbeda dengan IPS atau social studies, istilah ilmu-ilmu sosial adalah terjemahan dari social sciences. Disamping ilmu-ilmu sosial terdapat pula ilmu-ilmu alam (sciences)
dan humanitis/humaniora. Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin
ilmu utama yang meliputi Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara humanitis
terdiri, antara lain, Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuan dan
humanitis ini berakar pada suatu bidang yang disebut Filsafat. Setiap
disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya
semua disiplin itu berhulu pada ajaran Agama.[18]
IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Science)
Materi
IPS berasal dari fusi dan integrasi ilmu-ilmu sosial yang disesuaikan,
disederhanakan, dan dipilih sesuai tujuan intruksional disekolah. Social
science merupakan sumber IPS, sebab materi-materi IPS berasal dari
ilmu-ilmu sosial atau social science.
B. IPS sebagai Kajian Sosial (Social Studies)
1.Pengertian Kajian Sosial (Social Studies)
Kajian
sosial (social studies) pada dasarnya sama dengan ilmu pengetahuan
sosial. Dalam sejarahnya, social studies berasal dari Amerika, yang
berpenduduk multiras dan budaya, sebagaimana halnya Indonesia. Beberapa
pendapat tentang definisi social studies adalah sebagai berikut.
· Leonard
S. Keaworthe mengatakan bahwa social studies are the study ofpeople
carried on in order to help student understand themselves andothers in a
varieties of societies in different places and at different times as
individual and group seek to meet the need through many institutions as
those human beings search for a satisfying a personal philosophy and the
good society.
· U.S.
Bureau of Education dalam The Social Studies in Secondary Education
menyatakan: the social studies are understand to be those whose subject
matter relative directly to the organization and development of human
society and to man as a member of social group.
· Edgar
B Wesley mengatakan bahwa the social studies are the social sciences
simplified for paedagogical purposes in school. The social studies
consist of geography, history, economic, sociology, civics and various
combination of these subjects.
· Menurut
kurikulum 1975, ilmu pengetahuan sosial adalah bidang studi yang
merupakan panduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaraan sosial. Di
sekolah lanjutan, mata pelajaraan sosial sebagian terpisah ke dalam mata
pelajaran yang mandiri seperti geografi dan kependudukan, sejarah,
ekonomi dan koperasi, antropologi, serta tata buku dan hitung dagang.
Berbeda
dengan ilmu sosial, studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan
atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja
pengkajiannya, studi sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan termasuk
ilmu sosial. Tentang studi sosial ini Achmad Sanusi memberikan
penjelasan bahwa, studi sosial tidak selalu bertaraf akademis
universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.[19]
Selanjutnya studi sosial dapat berfungsi sebagai pengantar kepada
disiplin ilmu sosial bagi pendidikan lanjutan atau jenjang berikutnya.
Studi sosial bersifat interdisipliner dengan menetapkan pilihan
masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu referensi dan meninjaunya
dari beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang
ada satu dengan lainnya.
Kerangka
kerja studi sosial dalam mengkaji atau mempelajari gejala dan masalah
sosial di masyarakat tidak menekankan bidang teoretis, melainkan lebih
kepada bidang praktis. Oleh karena itu studi sosial tidak terlalu
bersifat akademis teoretis, melainkan merupakan pengetahuan praktis yang
dapat diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan
Tinggi. Pendekatan studi sosial bersifat interdisipliner atau
multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Maksudnya
bahwa studi sosial dalam meninjau suatu gejala sosial atau masalah
sosial dilihat dari berbagai dimensi/sudut/segi/aspek kehidupan.
Sedangkan ilmu sosial pendekatannya bersifat disipliner dari bidang
ilmunya masing-masing. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa studi sosial
lebih memperlihatkan suatu bentuk gabungan ilmu sosial.
Tugas
studi sosial, sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat SD sampai
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, adalah membina warga masyarakat
yang mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan
fisik dan sosial dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapinya. Oleh karena itu materi dan metode penyajiannya harus sesuai
dengan misi yang diembannya.
Dari
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa social studies atau
ilmu pengetahuan sosial adalah studi tentang ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan tersebut
adalah terciptanya atau terbentuknya warga-warga negara yang baik (good
society).
2. IPS sebagai Kajian Sosial (Social Studies)
IPS
adalah studi atau kajian masalah-masalah sosial yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk kepentingan tujuan pendidikan
di sekolah yaitu menciptakan warga negara yang baik (good citizen). IPS
bukan sekadar pengetahuan, tetapi merupakan ilmu pengetahuan yang
disusun dan diorganisasikan secara baik menurut kepentingan pendidikan
dan pengajaran. IPS berada di tengah-tengah antara ilmu-ilmu sosial dan
pengetahuan sosial.
C. Persamaan dan Perbedaan IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Sciences) dan Kajian Sosial (Social Studies)
1. Persamaan IPS sebagai Ilmu Sosial dan Kajian Sosial
Menurut
Edgar B Wesley, persamaan antara social studies dengan social sciences
terletak pada sasaran yang diselidiki yaitu manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Keduanya membahas masalah yang timbul akibat hubungan
(interrelationship) manusia. Dengan kata lain, keduanya mempelajari
masyarakat manusia.[20]
2. Perbedaan Ilmu Sosial dengan Kajian Sosial
Perbedaan
penting antara ilmu-ilmu sosial dengan pengetahuan sosial terletak pada
tujuan masing-masing. Ilmu sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan
konsep dan generalisasi melalui penelitian ilmiah, dengan melakukan
hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru.
Sementara
itu, tujuan ilmu pengetahuan sosial bersifat pendidikan, bukan penemuan
teori ilmu sosial. Orientasi utama studi ini adalah keberhasilannya
mendidik dan membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan sosial,
berupa tercapainya tujuan intruksional.[21]
Dari
uraian tersebut, ilmu pengetahuan sosial menggunakan bagian-bagian ilmu
sosial guna kepentingan pengajaran. Untuk itu, berbagai konsep dan
generalisasi ilmu sosial harus disederhanakan agar lebih mudah dipahami
murid-murid yang umumnya belum matang untuk mempelajari ilmu-ilmu
BAB III
SIMPULAN
1. Ilmu-ilmu
sosial adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat,
problem-problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, ilmu sosial
adalah ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah laku manusia dalam
konteks sosialnya.
2. IPS
adalah matapelajaran atau bidang studi yang merupakan paduan dan
integrasi ilmu-ilmu sosial yang dikemas dengan materi yang sederhana,
menarik, mudah dimengerti dan dipelajari untuk tujuan instruksional di
sekolah.
3. Sebagai
social sciences, materi IPS bersumber dari paduan dan integrasi
ilmu-ilmu sosial yang telah disederhanakan, disesuaikan dan dipilih
sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah.
4. Sebagai
social studies, IPS bukan sekedar pengetahuan, melainkan ilmu
pengetahuan yang disusun dan diorganisasikan secara baik menurut
kepentingan pendidikan dan pengajaran. Posisi IPS berada di tengahtengah
antara ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan sosial.
5. Persamaan social sciences dan social studies terletak pada sasaran yang diselidiki yaitu manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Perbedaan
social sciences dan social studies terletak pada tujuan masing-masing.
Ilmu sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan konsep dan
generalisasi, sedangkan social studies bersifat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Achmad Sanusi, Dt. Studi Sosial di Indonesia (Bandung: IKIP. 1971)h.5
[2] Ibid
[3] Rusdi, Muhammad,Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial(Surabaya: Tim IPS FKIS IKIP Surabaya. 1983)h.34
Jogyakarta. 1981).h.8 unit 1
[5] TJ Mulyono ,Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial(Yogyakarta: Departemen P dan K, P3G, 1980)h.8
[6] Saidihardjo,Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,(FIP IKIP Jogyakarta, 1996)h.4
[7] Saidihardjo,Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,(FIP IKIP Jogyakarta, 1996)h.2
(Bandung,1979)h.1
[9] Nursid Sumaatmadja., dkk.. Buku Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, Modul 1-3. (Jakarta : Karunika, Universitas Terbuka, 1986)h.7
[10] Cheppy, H.C.(tt). Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial(Surabaya Karya Anda)
[11] Mukmina,IPS Terpadu(Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. 2008)h.7
[12] Rusdi, Muhammad. Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial.Surabaya(Tim IPS FKIS IKIP Surabaya. 1983)hlm.10 unit 4
[13] Ibid
P3G Departemen P dan K. 1980)h.7
[16] Hidayati, M,Bahan Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar(FKIP Universitas Negeri Jogyakarta, 2004)h.16
[17] Thamrin Thalut & Abduh M. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial, op.cit,h.8
[18] Prof. Dr. Awan Mutakin,Handout Mata Kuliah Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial(Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia,2009)h.34
[19] Achmad Sanusi, Dt,Studi Sosial di Indonesia(Bandung: IKIP,1971)h.18
[20] Mukmina,dkk, Diktat Dasar-dasar IPS(Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta,2002)h.17
[21] Ibid, h.18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar